Oleh:Karmuji Abu
Safar
Dosen Komunikasi
dan Penyiaran Islam
Sekolah Tinggi
Agama Islam Perguruan Tinggi Da’wah Islam Indonesia
STAI- PTDII
Email : karmujiabusafar@gmail.com
(Jakarta, 05 Maret 2018)
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak makanan instan bagi
kesehatan terhadap konsumerisme
masyarakat urban. Keberadaan restoran-restoran yang menyediakan
makanan instan yang semakin menjamur di kota-kota besar di Indonesia, yang
menyajikan berbagai makanan siap saji. Dalam sehari
seorang remaja mampu mengonsumsi beberapa jenis makanan instan dari
makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam bentuk instan. Makanan
instan seakan telah mendarah daging dalam diri mereka. Bahkan ada yang
menjadikannya sebagai makanan sehari-hari. Pengaruh masyarakat karena mengkonsumsi makanan instan adalah adanya komunikasi
massa yaitu seseorang yang mampu mempengaruhi satu sama lain dan menjadikan
gaya hidup seseorang menjadi berubah modern tanpa peduli akibat dari makanan instan
yang dikonsumsi bagi kesehatan. Namun pengaruh itu bisa juga karena faktor
lingkungan dan invidual masing-masing. Dampak terbesar makanan instan adalah
kesehatan bagi konsumen.
Kata Kunci: Kesehatan,
Konsumerisme dan Masyarakat Urban
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk memenuhi
kebutuhan tubuhnya, manusia telah berusaha selama jutaan tahun untuk
meningkatkan jumlah persediaan bahan pangan dengan menciptakan cara-cara yang
lebih baik untuk memproduksi dan menimbun hasil. Keberhasilan dalam usaha
tersebut, yang kemudian diperbaiki dan disempurnakan terus sepanjang zaman,
telah mendasari cara hidup menetap yang menjadi landasan peradaban manusia
kini.
Bahan pangan
adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu memelihara tubuhnya
serta berkembang biak. Bahan pangan pada umumnya terdiri atas zat-zat kimia,
baik yang terbentuk secara alami ataupun secara sintetis dalam berbagai bentuk
kombinasi dan yang berperanan sama pentingnya bagi kehidupan seperti halnya air
dan oksigen. Karena itu, baik oksigen maupun air, keduanya merupakan bagian
dari bahan pangan yang sangat penting.
Semua
hasil daya pikir dan daya kreasi manusia adalah budaya manusia dalam arti
seluas-luasnya. Sebagian dari budaya manusia yang erat hubungannya dengan rasio
dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ialah pemikiran
yang sifatnya metodis, kritis dan sistematis. Pemikiran tersebut mengikuti cara
kimia, morfologis, fisika atau metode perbandingan. Melalui cara yang kritis,
manusia dapat memisahkan hasil atau produk yang benar dari hasil yang salah
serta hasil yang semu. Jalan pemikiran tersebut biasanya dapat tertangkap dalam
suatu sistem yang logis. Penggunaan ilmu pengetahuan untuk kebetuhan manusia
dinamakan teknologi.
Kehadiran makanan instan dalam industri makanan di Indonesia
juga bisa mempengaruhi gaya mengkonsumsi masyrakat urban. Makan-makanan instan umumnya mengandung
kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat,
vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat. Makan-makanan instan adalah gaya
hidup masyarakat jaman sekarang.
Keberadaan restoran-restoran yang
menyediakan makanan instan yang semakin menjamur di kota-kota besar di
Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan siap saji yang dapat berupa makanan
tradisional Indonesia (seperti restoran padang) dan makanan barat (Kentucy Fried Chicken, California Fried Chicken)
yang terkenal dengan ayam gorengnya, di samping
jenis makanan yang tidak kalah popular seperti Burger, Pizza, Sandwich, dan sebagainya. Serta rasanya yang lezat membuat mereka yang sibuk dalam
pekerjaanya memilih alternatif untuk mengkonsumsi jenis makanan instan, karena
lebih cepat dan juga mengandung gengsi bagi sebagian golongan masyarakat. Bahkan
di hari libur pun biasanya banyak keluarga yang memilih makanan di luar dengan makanan cepat saji/makanan instan. Pola berpikir mereka
seakan ikut berubah. “Kalau ada yang
mudah, kenapa harus memilih yang susah?” Dalam sehari seorang remaja mampu
mengonsumsi beberapa jenis makanan instan dari
makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam bentuk instan. Makanan instan seakan telah mendarah
daging dalam diri mereka. Bahkan ada yang menjadikannya sebagai makanan
sehari-hari (Khomsan, 2004).[1]
Penelitian ini
dilakukan melalui survey. Seperti penelitian yang didapat disaat mengunjungi
salah satu tempat makan di daerah Jakarta Selatan, pertama melihat seseorang yang sedang mengantri untuk
memesan salah satu makanan instan yaitu ayam goreng dan Burger lalu menyantapnya dengan lahapnya tanpa peduli efek atau
akibat dari makanan cepat saji itu. Seperti yang dikatakan Siska Anggraini : “Saya
mengkonsumsi makanan ini bisa seminggu 3 kali karena makanan ini termasuk
makanan favorit saya dan saya tahu bagaimana makanan instan itu apakah sehat
apa tidak namun, saya tak peduli karena apa yang saya konsumsi sejak dulu
sampai sekarang tidak ada efek lain ke saya. Untuk mengkonsumsi makanan
instannya pun saya menyeimbangkan dengan makanan-makanan yang bergizi tanpa
pengawet seperti sayuran, buahan dan sejenisnya.”[2]
Makanan cepat saji atau makanan instan mempunyai kelebihan
yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan
dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higenis, dianggap makanan
bergengsi, makanan modern, juga makanan gaul bagi masyarakat. Makanan tersebut
umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi
produk tersebut.
Akibat dari pengonsumsian makanan instan
yang berlebihan dapat membuat masyarakat mengabaikan pola makan yang sehat.
Lalu bagaimana gaya hidup masyarakat
yang
mengkonsumsi makanan instan dan
pengaruhnya bagi kesehatan?
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang
telah dikemukakan, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
§ Bagaimana gaya
masyarakat urban mengkonsumsi makanan instan?
§ Apa pengaruh
bagi kesehatan masyarakat?
§ Bagaimana
solusi untuk menggunakan makanan instan secara sehat.
1.3 Tujuan Penulisan
Berkaitan dengan perumusan
masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut: Untuk
mengetahui
pengaruhnya terhadap gaya hidup
masyarakat mengkonsumsi makanan instan, menemukan solusi dan
tips untuk mengatasi pengaruh makanan instan bagi kesehatan, menemukan cara untuk
mengkonsumsi makanan instan dengan sehat.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Konsumerisme-masyarakat urban
Konsumerisme adalah paham atau ideologi
yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses
konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau
tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan
manusia menjadi pecandu dari suatu produk.
Masyarakat urban
adalah makhluk
sosial yang membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya, sekelompok manusia
yang saling membutuhkan tersebut akan membentuk suatu kehidupan bersama yang
disebut dengan masyarakat.
Konsumerisme
pada masyarakat urban adalah sekelompok manusia bermasyarakat yang menjalani
suatu kehidupan dengan menggunakan atau mengkonsumsi sesuatu yang
berkepentingan individu ataupun sosial dan biasanya dijadikan kebiasaan tanpa
memikirkan efek tersendiri dalam mengkonsumsi sesuatunya seperti contohnya
mengkonsumsi makanan instan.
Teori ini juga menggunakan teori komunikasi massa karena dalam
komunikasi seseorang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi suatu informasi ke
berbagai khalayak. Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima)
dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung
atau tidak langsung dengan maksud memberikan dampak atau effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.
Jadi, komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan, ide, atau informasi
kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau
mengubah perilaku penerima pesan.
Makanan instan adalah jenis makanan yang dikemas,
mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Biasanya makanan instan sering disebut dengan makanan
cepat saji. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri
pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat
aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.
Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget,
atau juga corn flakes sebagai
makanan untuk sarapan. Makanan
instan adalah makanan lezat yang menggoda. Keuntungan pada makanan instan,
yaitu ;
1.
Cepat saji.
2.
Mudah dicari, didapat dan dikonsumsi.
3.
Letak yang strategis dikalangan masyarakat.
4.
Harga dan bentuk yang bervariasi, mulai dari yang termurah hingga termahal.
5.
Tidak pernah ada bosannya untuk menikmati ciptaan makanan yang jauh lebih
instan.
2.2
Perilaku
Kehidupan Sosial pada Makanan Instan
Setiap manusia
memerlukan bahan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Menggunakan
bahan pangan, manusia mampu membangun sel-sel tubuhnya dan menjaganya agar
tetap berfungsi dengan semestinya sehingga tetap sehat. Seiring dengan kemajuan
ilmu dan teknologi, berbagai jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih
menarik dalam penampilan, lebih aman, lebih enak, serta lebih praktis bagi
konsumen. Beberapa diantaranya malahan dapat lebih bergizi.
Ternyata,
keamanan makanan menjadi faktor penting dalam pemilihan makanan. Betapa pun
tinggi nilai gizi dan nikmatnya suatu hidangan tetapi bila beracun atau tidak
aman bagi kesehatan, tidak ada artinya dan harus dihindari. Pantangan
mengkonsumsi makanan tertentu disebut Tabu. Melly G.Tan(1974) melakukan survei
sosial ekonomi yang banyak membahas masalah tabu diberbagai daerah.[3]
Perilaku konsumen perlu diperhatikan determinan yang menjadi
dasar perilaku
konsumen itu sendiri. Determinan ini dapat dikelompokan menjadi tiga kategori,
yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individual, dan proses
psikologis.
Pengaruh lingkungan
misalkan pergaulan dari lingkungan sekitar yang menyebabkan timbulnya rasa
gengsi ataupun ingin menjadi perilaku yang trendy
sehingga mencoba untuk mengkonsumsi makanan instan atau siap saji. Pergaulan
yang bila berkumpul selalu membeli atau menyajikan makanan cepat saji. Pengaruh
individual misalkan daerah dan suku yang menyebabkan untuk memilih dalam hal
memilih makanan. Tradisi yang telah diturunkan oleh nenek moyang mereka yang
diteruskan dari generasi-generasi berikutnya, hingga kini. Berbagai tabu banyak
dikenakan terhadap kaum wanita, gadis, dara dan orangtua. Proses psikologis
Ketergantungan dari pola makan dari sejak kecil yang terlalu sering diberi
makanan makanan instan.
Depkes RI
berpendapat bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Pohan 2007).[4] Kesehatan atau sehat adalah suatu keadaan
di mana tubuh dalam keeadaan fit, baik, normal, sempurna, yang mengakibatkan
segala aktivitas dapat berjalan dengan efektif. Sehat juga berarti jauh dari
sakit.
2.3
Pengaruh
Makanan Instan bagi Kesehatan
World Health
Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan
bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia di bagi dalam 3 katagori yaitu:
Pertama, aspek toksikologis adalah katagori residu bahan makanan yang
dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh. Kedua, aspek mikrobiologis adalah
mikroba dalam bahan makanan yang dapat
mengganggu keseimbangan mikroba
dalam saluran pencernaan. Ketiga,
aspek
imunopatologis adalah keberadaan
residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Selain itu untuk para perempuan sebaiknya
lebih waspada lagi karena Fast Food
dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas. Kandungan lemak yang tinggi dalam
makanan Fast Food juga dapat merangsang
pertumbuhan kanker terutama kanker payudara. Kandungan kolesterol dan kalori yang
cukup tinggi pada makanan cepat saji merupakan penyebab kegemukan dan berbagai
gangguan metabolisme dan jantung.[5]
Padahal pengonsumsian makanan instan
dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penimbunan zat
aditif yang terkandung dalam makanan instan pada tubuh mereka. Saat ini banyak
remaja yang menderita penyakit maag, radang, dan berbagai penyakit yang
menyerang alat pencernaan. Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka
mengonsumsi makanan instan.
2.4
Solusi Mengkonsumsi Makanan
Instan Secara Sehat
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola
diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu
(Depdiknas, 2001).[6] Dengan
demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha
untuk melakukan kegiatan makan secara sehat.
Pola
makan sehat dan seimbang yang dimaksud dalam karya ilmiah ini adalah pola makan
yang teratur di mana makanan yang di konsumsi
mengandung zat-zat gizi yang jumlahnya sesuai dengan asupan gizi yang
dibutuhkan tubuh. Zat-zat
gizi tersebut adalah Karbohidrat, Tepung-tepungan, Gula, Lemak, Protein, Vitamin & Mineral, Serat.
Pola makan sehat dan seimbang sangat
bermanfaat bagi tubuh, diantaranya menjaga kondisi tubuh untuk tetap sehat dan
dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu pola makan sehat dan seimbang
juga dapat meningkatkan konsentrasi serta kinerja otak. Pola makan sangat
berpengaruh bagi kesehatan manusia serta berpengaruh terhadap kinerja tubuh
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pola makan yang kurang sehat akan menimbulkan
dampak negatif bagi tubuh salah satunya menyebabkan ketidakmaksimalan kinerja
tubuh dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
2.5
Faktor
Pola Hidup Konsumerisme-masyarakat urban
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pola hidup seseorang, antara lain :
1. Budaya
: letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Contohnya Makanan
laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan
penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
2. Agama/Kepercayaan
: mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Contohnya agama Islam dan Yahudi
Orthodoks mengharamkan daging babi.
3. Status
sosial ekonomi : Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut
dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi, salah sataunya pekerjaan.
4. Pendidikan
: Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang
diperoleh, tetapi perlu diikuti oleh kemauan untuk menerapkan pengetahuan yang
diperolehnya dalam rangka peningkatan status gizi.
5. Pilihan
Sendiri : Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak
dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
6. Rasa
lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang : Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang
kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya,
nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang
untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah
memenuhi keinginannya untuk makan.
7. Kesehatan
: Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau
gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut.
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap sehat
dan seimbang sangatlah penting bagi
masyarakat urban yang memiliki pola makan
konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan makanan instan yang sangat
banyak baik di sekitar lingkungan maupun
saat melakukan perjalanan jauh. Selain
nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang seharusnya
tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang di groggoti secara perlahan dan akan menyebabkan
penyakit-penyakit yang berbahaya dalam tubuhnya. Menjaga dari sekarang
akan lebih baik daripada mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan
akan tetapi tidak terlalu berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat
yang bergizi.
3.2 SARAN
Untuk
menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh makanan instan, sebaiknya kita harus
mengurangi konsumsi makanan instan mulai dari sekarang. Lebih banyak konsumsi
makanan yang bergizi, untuk kesehatan tubuh kita. Jangan menjadikan sesuatu yang berdampak buruk menjadi
kebiasaan gaya hidup dan jangan mengikuti atau malu karena perubahan jaman yang
membuat kita berdampak buruk untuk diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas! Bahaya di balik Lezatnya Makanan. Jakarta: Andi.
Winarno, F W. 1993. Pangan,
Gizi,Teknologi & Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Khomsan, Ali. 2004. Pangan
dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: RajaGrafindo Persada (Rajawali).
Khomsan, Ali. 2004. Peranan
Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Grasindo.
Pohan.I.S., 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar
Pengertian dan Penerapan. Jakarta: EGC
MEDIA ONLINE
:
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/Dampak-negatif-makanan-cepat-saji-bagi-kesehatan, diakses pada tanggal 21 Juni 2014, pukul 11.10
http://www.romeltea.com/pengertian-komunikasi-massa, diakses
pada tanggal 23 Juni 2014, pukul 09.20
https://forbetterhealth.wordpress.com/page/21/, diakses pada tanggal 04 Juli 2014, pukul 11.30
[2] Wawancara
yang dilakukan dengan Ibu Siska Anggraini, pada tanggal 22 Juni 2014 di
Restoran KFC Jakarta Selatan, pukul 19.25
[4] Pohan.I.S.,
2007. Jaminan Mutu
Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: EGC
[5]http://www.ibudanbalita.com/diskusi/Dampak-negatif-makanan-cepat-saji-bagi-kesehatan, diakses pada tanggal 21 Juni 2014, pukul 11.10