Meski menuai protes dan ketidaksetujuan dari
berbagai pihak, program penceramah agama bersertifikat tetap dijalankan Kementerian
Agama. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi membuka Sosialisasi Program Bimtek Penceramah Agama Bersertifikat.
“Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan layanan
bimbingan keagamaan melalui para penceramah,” kata Zainut di Jakarta, kemarin (16/9).
Zainut menjelaskan, program ini adalah bagian
dari respon Pemerintah dalam menyikapi isu-isu aktual yang mengemuka di bidang
keagamaan. Menurutnya, layanana keagamaan memiliki posisi strategis dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Program ini tidak hanya untuk meningkatkan
dan menguatkan kompetensi penceramah agama dari aspek materi maupun metodologi.
“Program ini juga untuk meningkatkan pemahaman
nilai-nilai moderasi beragama dalam wawasan kebangsaan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, pembantu ketua satu (Puket 1)
STAI-PTDII, Karmuji Abu Safar, menuturkan, Rasulullah Saw pernah menyampaikan
salah satu landasan dakwah; ‘sampaikanlah dariku walaupun satu ayat (balliguu
anni wa lau ayat)’. Menurut dia, dengan adanya program penceramah bersertifikat,
aktivitas penceramah dapat dibatasi.
“Ada campur tangan dari pihak tertentu bagaimana Islam
tidak berkembang luas dari sisi politiknya,” kata Karmuji di Jakarta, Kamis
(17/9).
Lebih jauh, dia menilai kebijakan Kemenag yang kerap kali menuai protes diakibatkan dari kesalahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menempatkan figur Menag Fachrul Razi yang kurang tepat. Seharusnya Jokowi memilih pembantunya berbasis ilmu dan kompetensi.
“Terutama menguasai ilmu agama, kemudian ilmu
teknologi, dan lainnya. Selama ini, lazimnya pemerintah memilih (Menag) dari NU
dan Muhammadiyah, nah ini aneh,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI),
KH Anwar Abbas, menegaskan MUI tidak ada hubungannya dengan acara yang diselenggarakan oleh Kemenag,
meskipun ada logo MUI di kanan atas spanduk. Dalam rapat Dewan Pimpinan, Selasa
(8/9) lalu MUI memutuskan menolak kehadiran program tersebut karena mudharatnya
jauh lebih besar dari pada manfaatnya.
“Pencantuman logo MUI tersebut jelas-jelas akan sangat
merugikan nama baik MUI di mata publik, untuk itu MUI sudah menegur pihak
terkait dan telah berjanji akan memperbaikinya,” katanya di Jakarta, Kamis (17/9).
“MUI menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Kemenag
karena pagi ini logo MUI yang terpasang di backdrop acara tersebut sudah
ditutup dengan kertas sebagai tanda bahwa MUI adalah tidak terkait dengan acara
tersebut,” imbuhnya.