Dalam pepatah arab oleh Syekh Musthafa Al-Gulayani dikatakan
pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan (syubbanul yaum rijalul ghadz).
Hal ini disampaikan tokoh masyarakat Jakarta Utara, Muhammad Sitoh Anang dalam
Seminar Kepemudaan di kampus STAI-PTDII, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Jika benar pepatah ini dipegang oleh pemuda Islam masa
kini, maka pemuda Islam harusnya jadi pemuda paling revolusioner dibanding
lainnya, karena dalam benaknya tertanam keyakinan bahwa ia adalah pemimpin masa
depan,” ujarnya.
Menurut Anang, seminar bertajuk ‘Pemuda Masa Kini, Pemimpin
Masa Depan’ sangat besar sekali arti dan maknanya. Dia berharap seminar ini
mampu meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mahasiswa serta pemuda dari
keteladanan para tokoh sejarah yang menorehkan catatan kebanggan di masa
mudanya.
“Sebagai jembatan perubahan, pemuda harus memperbanyak
literasi tokoh-tokoh sejarah dan mengambil hikmah dari perjuangan mereka. Dan
ingat, kunci kesuksesan pemuda juga harus diiringi dengan sifat jujur, adil,
dan amanah,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, anggota MUI Jakarta Utara Qudsi Ahmad
mengapresiasi tema seminar yang diangkat Senat Mahasiswa. Menurut dia, tema
tersebut sangat relevan dengan kondisi masa kini.
“Ini yang mengusulkan tema bagus, apalagi di era berkembangnya
teknologi modern banyak generasi muda yang aktivitasnya hanya main gawai dengan
hal yang kurang bermanfaat,” ujarnya.
Mahasiswa sebagai kader intelektual harus terus mematangkan
diri dengan ilmu dan skill. “Kompetensi satu orang mahasiswa PTDI lebih baik
ilmu agamanya, dibandingkan 10 mahasiswa universitas negeri. Jika zaman dahulu
pemuda memperjuangkan kemerdekaan bangsa, maka pemuda sekarang harus
mempertahankan generasi-generasi penerus yang berjiwa pemimpin dengan membawa semangat
dan perubahan,” tuturnya.